• 16 Agu 2015

    Suatu hari, seorang bocah bernama Kodir dibangunkan oleh ibunya untuk Shalat Subuh. Karena masih mengantuk, ia pun enggan untuk melakukannya. Lalu apa yang terjadi? Simak kisahnya berikut ini










    Buat seorang Muslim, Sholat menjadi patokan utama dalam beribadah. Karena kelak, amalan yang pertama ditanya ketika berada di alam kubur adalah tentang sholat. Konon, jika amalan sholat ini dinilai baik. Maka amalan lainpun dianggap baik pula. Tapi mengapa masih banyak muslim yang enggan melakukannya? Atau mengapa ada yang sholat tetapi juga melakukan korupsi?

    Dari sekian banyak ibadah yang diperintah Allah kepada Rasul-Nya, Muhammad SAW, Sholat ini memilik catatan yang unik dan special. Konon, hanya perintah Sholat lah yang tidak melalui perantara Malaikat Jibril. Hampir semua perintah ibadah melalui perantara Jibril. Tetapi untuk Sholat, harus Nabi Muhammad SAW sendiri yang menghadap Allah.

    Sholat hampir dilakukan setiap waktu. Lima kali dalam sehari. Terus menerus tanpa henti. Bosan dan jemu pasti menghampiri para pelaksananya. Berbeda dengan puasa dan zakat yang setahun sekali. Atau Haji, yang dilakukan jika punya uang saja. Begitu juga dengan sedekah, tidak harus setiap hari. Di sini lah letak keistimewaannya. Hingga yang Nabi pernah sabdakan bahwa yang membedakan Muslim dengan yang Non Muslim adalah Sholat.

    Pada awalnya, Sholat adalah kewajiban. Pada tahap ini, kegiatan Sholat menjadi sesuatu yang begitu memberatkan. Bahkan bisa jadi menjengkelkan. Bayangkan saja, lagi asyik-asyiknya bermain, tiba-tiba azan dan harus berhenti untuk menunaikan Sholat.

    Pada tahap pertama ini, seorang muslim yang mengerjakannya hanya sebatas formalitas saja. Istilahnya, penggugur kewajiban. Maka, sholat tak akan berpengaruh apapun dalam hidupnya. Ia tetap menjadi manusia yang egois, yang mementingkan dirinya sendiri daripada orang lain. Meskipun begitu, masih lebih baik sholat dengan tahap awal ini, daripada tidak melakukannya sama sekali.

    Pada tahap kedua, Sholat adalah kebutuhan. Tak ada ukuran kapan waktunya seorang Muslim mencapai tahapan ini. Tetapi, ketika dia galau, resah dan gundah gulana. Sholat menjadi pelipur laranya. Sholat menjadi semacam charger bagi hidupnya. Bila ia tak sholat, sepertinya ada yang hilang dalam hidupnya. Ia seperti menemukan jawaban-jawaban hidup, ketika ia selesai mengerjakan Sholat.

    “Gapailah pertolongan Allah dengan sabar dan sholat” Hmmm, saya pernah mendengar kalimat itu. Karena saya bukan ahli agama, jadi kurang tahu apakah ucapan itu hadits atau memang ayat Alquran? Tetapi jika merujuk pada kalimat tersebut, maka orang yang berada di tahapan kedua ini telah merasakan pertolongan Allah itu datang ketika melaksanakan Sholat.

    Pada tahapan ketiga, Sholat adalah kecintaan. Ini adalah tahapannya para Nabi dan Wali. Sholat dengan menghadirkan Allah benar-benar di hadapannya. Ia berada di depan Sang Pencipta, pemilik Jagat Raya. Hingga setiap gerakan dan bacaannya terfokuskan pada Allah tak ada yang lain. Bagi Muslim yang telah mencapai tahapan ini, tersingkaplah semua rahasia kehidupan. Apa makna sesungguhnya hidup itu? Dan apa yang harus dilakukan dalam hidup. Maka, orang-orang seperti ini tak membutuhkan dunia tetapi dunia mengejarnya.
    Tulisan ini sekaligus menjadi motivasi buat penulis sendiri untuk terus meningkatkan takwa kepada Allah. Ada kawan yang bilang, “Ah, jangan sok-sokkan ngomongin agama, emang lo udah alim apa?” Kalau dipikir-pikir, omongannya rada benar juga. Nabi ngajakin bertakwa karena dia sudah bersih. Makanya, ajakannya banyak yang terima, walaupun pada awalnya banyak yang menentang.

    Tapi, di lain kesempatan. Nabi juga pernah berpesan untuk menyampaikan apa yang telah disampaikan olehnya, walaupun Cuma satu ayat. Dalam ayat lain juga disebutkan. Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh. Dan mereka yang saling nasehat menasehati.


    Ah, gokil! Bener-bener kayak ustad gue. Gak apa-apalah. Setidaknya, tulisan sederhana ini menjadi catatan bukti bahwa gue pernah menyampaikan satu ayat. Yah, walaupun Cuma satu ayat. Jadi, tulisan ini akan ditutup oleh kalimat yang sering kita dengar “Sholatlah kamu sebelum kamu di sholatkan.  Karena sholat di belakang imam itu lebih baik daripada sholat di depan Imam” 

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • KAK MASIH BIKIN KOMIK GAK?

    Itu pertanyaan yang sering muncul di WA ku. Jawabnya MASIH! Blog ini jarang sekali saya update karena, jujur saja saya lupa punya blog. Jadi...

    - Copyright © Jasa Bikin Komik - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -